Ada beberapa kemampuan dasar yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, di antaranya keterampilan mengelola kelas. Guru harus mampu bagaimana mengelola kelas untuk pembelajaran klasikal dan cara yang harus dilakukan dalam mengelola pembelajaran secara kelompok. Dalam tayangan veideo ini akan disajikan masalah-masalah yang muncul dalam belajar kelompok serta kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dalam belajar, pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif (cooprativei learning) dengan teknik jigsaw.
Setelah menyimak tayangam video ini, diharapkan Anda dapat membedakan bagai mana cara mengelola pembelajaran secara klasikal dan kerja kelompok. Sehingga masalah-masalah yang kemungkinan muncul dalam pembelajaran kelompok dapat diantisipasi melalui model pembelajaran kooperatif (cooprative leraning) dengan teknik jigsaw yang terdiri dari beberapa tahapan. Unutk lebih jelaskan silahkan simak secara seksama tayangan video ini.
Ditulis oleh: Toto Fathoni
Model cooperatif learning merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pada kolaborasi atau kerjasama siswa dalam pembelajaran. Model cooperatif learning memiliki beberapa teknik seperti Think Pair and Share (TPS), Group Disscusion (GI), jigsaw, Number Head Together (NHT), Student Achievement Divisions (STAD) dan lainnya. Berdasarkan video tersebut, diskusikanlah pertanyaan di bawah ini.
- Menurut Saudara pembagian tugas berkelompok yang paling tepat adalah kelompok heterogen (berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, atau jenis kelamin siswa) atau kelompok homogen (sama latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, atau jenis kelamin siswa?
- Berdasarkan video tersebut, pernahkah Saudara menerapkan model cooperatif learning di kelas? Jika iya, teknik apa yang Saudara terapkan dan jelaskan! Jika belum pernah, jelaskan alasan kenapa belum pernah menerapkan model cooperative learning!
- Menurut Saudara, apakah pembelajaran dengan model cooperative learning masih dapat diterapkan pada kurikulum 2013? Jelaskan pendapat Saudara!
- Buatlah scenario pembelajaran secara ringkas menggunakan model cooperatif learning dengan teknik yang sesuai dalam pembelajaran dalam kelas Saudara!


1. Pembagian kelompok yang paling tepat menurut saya adalah kelompok heterogen. Dalam kelompok tersebut setiap individu mempunya kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan demikian setiap individu dapat saling membantu. Contohnya jika ada salah satu teman yang tidak memahami materi tertentu maka teman yang sudah paham dapat membantu menjelaskan.
2. Team Game Tournament (TGT)
Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu dalam memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah kelompok dan dipadu dengan kompetensi antaranggota dalam bentuk permainan.
3. Ya masih, karena dalam kurikulum13 siswa diharapkan dapat berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran
4. • guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan
• guru membagi kelompok-kelompok kecil heterogen
• guru menyampaikan materi pembelajaran
• guru menjelaskan aturan permainan yg akan dilakukan.
• memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan nilai terbaik dalam permainan tersebut.

Jawaban :
1. Pembagian tugas berkelompok yang paling tepat yaitu kelompok heterogen. Karena perbedaan siswa akan saling menutupi kelemahan satu sama lain dalam kelompok. jika ada salah satu anggota yang masih belum paham maka anggota kelompok yang lain dapat membantu
2. Model pembelajaran cooperative learning dengan teknik talking stik.
Model talking stik diawali dengan guru menyampaikan indikator masalah dari materi yang akan dijadikan sebagai bahan diskusi oleh siswa. Penyampaian materi dilakukan melalui media seperti gambar atau contoh kasus berupa bacaan yang sesuai dengan diskusikan.
Setelah selesai menyampaikan materi, guru akan meminta para siswa untuk bergabung dalam kelompok kecil. Dalam kelompok tersebut para siswa akan diminta untuk mengindentifikasikan penyebab permasalahan, mencari alternatif jalan keluar dan mencari jalan keluar agar masalah tersebut tidak kembali terjadi dan akan diberika satu buah tongkat yg akan digunakan secara bergilir dalam tiap kelompok
3. masih. Karena pada kurikulum 2013 proses pembelajaran nya perlu menggunakan model cooperative learning.
4. Skenario pembelajaran model talking stik
Pertama: Diawali dengan guru menyampaikan indikator
Kedua : guru memberikan tugas membaca sumber secara individu
Ketiga : guru memberikan tongkat kepada kelompok siswa secara acak
Keempat : setiap kelompok menerima tongkat dan diberi pertanyaan
kelima : guru menambahkan pemahaman materi
kelima : guru dan siswa menyimpulkan materi.

Jawaban :
1. Pembagian tugas berkelompok yang tepat menurut saya adalah secara heterogen (berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan, ataupun jenis kelamin) karena biar dalam satu kelas itu pembagiannya rata dalam arti yang pandai tidak bergabung dengan yang pandai saja, nah pembagian kelompok scr heterogen juga dapat membantu siswa yang kurang dapat memahami suatu materi dengan cara dijelaskan oleh teman sebayanya. Jadi dalam satu kelompok itu rata dan bisa saling membantu satu sama lain.
2. Iya pernah. Saya pernah menerapkan model cooperatif yang throwing rainbowball. Model ini sebenarnya adalah model pembelajaran snowball throwing akan tetapi dalam pelaksanaannya saya memvariasi jenis kertanya berupa kertas warna warni. Alasan saya menggunakan model ini yaitu dapat meningkatkan aktivitas siswa, membuat siswa menjadi tidak bosan dalam pembelajaran apalagi ada step dimana siswa berkumpul lalu melemparkan bola salju dari kertas warna warni yang berisi pertanyaan, meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran. Nah dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa ternyata juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang meningkat karena antusias siswa yang tinggi didasari rasa semangat dan ingin ikut melakukan sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi.
3. Model cooperative learning menurut saya masih bisa digunakan pada kurikulum 2013 tetapi harus disesuaikan dengan materi yang dibahas dan bisa juga digunakan sebagai variasi dalam pembelajaran.
4. Skenario dari model pembelajaran throwing rainbowball (modifikasi dari snowball throwing) yaitu
A. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas.
B. Siswa dapat mengamati dan membaca materi pembelajaran di buku LKS masing-masing.
C. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan salah satu siswa menjadi ketua di setiap kelompoknya.
D. Masing-masing ketua kelompok maju kedepan untuk mendapatkan arahan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.
E. Semua ketua kelompok kembali dan menjelaskan kepada anggota kelompoknya.
F. Guru membagikan kertas warna yanh berbeda di tiap tiap kelompok.
G. Tiap tiap kelompok menuliskan pertanyaan pada kertas warna sesuai pembagian materinya.
H. Apabila sudah selesai menuliskan pertanyaan, kertas warna dibentuk seperti bola salju.
I. Semua siwa berkumpul dan masing masing perwakilan kelompok melemparkan bola salju tersebut ke anggota kelompok lain untuk menjawab.
J. Setelah siswa mendapatkan satu bola salju, siswa diberikan waktu berdiskusi untuk menjawab pertanyaan tersebut.
K. Selanjutnya siswa dapay menyampaikan hasil jawabannya.

Menurut saya, pembagian tugas kelompok yang tepat dalam pembelajaran IPA ini adalah kelompok Heterogen (berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, maupun jenis kelamin siswa) mengapa saya katakan seperti itu karena pada dasarnya setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, jadi jika kita menggunakan pembagian secara heterogen kita dapat menyeimbangkan kemampuan siswa satu dengan yang lainnya dalam hal pengerjaan tugas kelompok agar dimana jika ada siswa yang memiliki kelemahan dalam proses belajar akan termotivasi dengan teman lain dan diharapkan akan lebih giat lagi untuk belajar, juga siswa dapat saling melengkapi kelemahan mereka.
Berdasarkan tayangan di atas saya pernah menggunakan model cooperative learning dengan teknik pembelajaran picture and picture dimana model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang mengandalkan gambar sebagai media dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis sehingga pembelajaran tersebut lebih bermakna.
Menurut saya model cooperative learning masih dapat diterapkan pada kurikulum 2013 tetapi kita sebagai pengajar/guru juga harus dapat menyesuaikan model cooperative learning tersebut dengan materi-materi apa yang akan kita sampaikan kepada siswa, jadi intinya model pembelajarannya harus disesuaikan dengan materi pada kurikulum 2013.
Skenario pembelajaran model pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah Pembelajaran:
Guru telah menyusun skenario pembelajaran dan guru memberi arahan;
Guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan materi pembelajaran IPA;
Guru mengarahkan siswa untuk membentuk suatu kelompok yang terdiri dari 4 kelompok dan masing masing terdiri dari 4 s/d 5 orang siswa dengan keseluruhan siswa berjumlah 23 siswa;
Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi dalam materi pembelajaran;
Guru menjelaskan masing-masing dari tugas dalam kelompok tentang fungsi dan tugas siswa agar pembelajaran menjadi lebih terarah;
Menjalankan diskusi dalam pembelajaran, guru mengarahkan tentang tujuan pembelajaran, meluruhkan pemahaman siswa yang kurang terarah;
Memberikan siswa kuis, siswa diberi kuis secara individu kemudian hasil dari masing-masing individu digabung untuk dijadikan kelompok;
Memberi penghargaan, guru memberi penghargaan dari kinerja kelompok atas kontribusi, saran, tulisan siswa;
Memberi umpan balik berupa evaluasi tes;
Memberi nilai dari hasil evaluasi;
Memberi tindak lanjut;
Guru menutup kerja kelompok dengan memberi nasehat-nasehat tentang cara kerja kelompok yang baik untuk evaluasi kerja kelompok berikutnya.
- pembagian tugas kelompok yang tepat dalam pembelajaran IPA menurut saya adalah kelompok Heterogen (baik dari latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, maupun jenis kelamin siswa) mengapa demikian? karena pada dasarnya setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Jadi jika kita menggunakan pembagian secara heterogen kita dapat menyeimbangkan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya dalam hal pengerjaan tugas kelompok. Harapannya semua siswa akan lebih giat lagi untuk belajar, saling bersaing dan mengimbangi antara satu dengan yang lainnya.
- Saya pernah dengan metode GI atau Group Discussion. Membentuk kelompok belajar dan menyelesaikan suatu permaslahan
- Masih. karena dalam kurikulum 2013 justru Guru dituntut lebih variatif dalam metode pembelajaran
- 1. Guru menyapa siswa dan menjelaskan pembelajaran hari ini
2. Siswa dibagi menjadi beberapa grub untuk melakukan diskusi
3. Siswa diberi materi permasalahan yangvakan dipecahkan/diskusikan
4. Siswa menganalisis dan melaksanakan kegiatan diskusi dengan waktu yang Guru telah tentukan
5. Guru memimpin penjabaran dan presentasi setiap kelompok dan melakukan penilaian
Nama : Dinda Ayu Agustin
Nim : 837617408
Pokjar : Genteng A
- Menurut saya, pembagian tugas berkelompok yang paling tepat dalam vidio diatas adalah kelompok heterogen. karena jika kita menggunakan pembagian secara heterogen dapat menyeimbangkan kemampuan siswa satu dengan yang lainnya dalam hal pengerjaan tugas kelompok agar dimana jika ada siswa yang memiliki kelemahan dalam proses belajar akan termotivasi dengan teman lain dan diharapkan akan lebih giat lagi untuk belajar, juga siswa dapat saling melengkapi kelemahan mereka. Diharapkan mereka yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dari temannya bisa membantu atau membimbing temannya yang lain. Untuk memahami topik permasalahan yang sedang mereka bahas, diharapkan juga mereka bisa menghargai perbedaan dan meningkatkan kerja sama.
- saya pernah menerapkan model cooperative learning di kelas yaitu dengan cara siswa berpasangan mendiskusikan suatu pertanyaan.
- menurut pendapat saya model cooperative learning bisa digunakan pada kurikulum 2013, karena model ini menekankan pada student-centered learning atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. mereka mengkontruksi pengetahuan mereka sedara aktif dengan dorongan dari diri mereka sendiri dan temannya. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
- Skenario pembelajaran model talking stik
Pertama: Diawali dengan guru menyampaikan indikator
Kedua : guru memberikan tugas membaca sumber secara individu
Ketiga : guru memberikan tongkat kepada kelompok siswa secara acak
Keempat : setiap kelompok menerima tongkat dan diberi pertanyaan
kelima : guru menambahkan pemahaman materi
kelima : guru dan siswa menyimpulkan materi.
Menurut saya, pembagian tugas kelompok yang tepat dalam pembelajaran IPA ini adalah kelompok Heterogen (berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, maupun jenis kelamin siswa) mengapa demikian, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Jadi jika kita menggunakan pembagian secara heterogen kita dapat menyeimbangkan kemampuan siswa yang satu dengan yang lainnya dalam hal pengerjaan tugas kelompok agar dimana jika ada siswa yang memiliki kelemahan dalam proses belajar akan termotivasi dengan teman lain dan diharapkan akan lebih giat lagi untuk belajar, juga siswa dapat saling melengkapi kelemahan mereka. Juga jika ada siswa yang memiliki kemampuan lebih unggul dibandingkan teman kelompok lainnya, ia dapat merangkul teman kelompok tersebut supaya dapat menyelesaikan apa yg diperintahkan oleh gurunya sehingga tugas kelompok berjalan maksimal.
1. Menurut saya , pembagian kelompok yang paling tepat adalah kelompok heterogen yang mana dalam kelompok tersebut setiap individu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing2 .dengan demikian setiap individu bisa saling membantu. Jika ada salah satu dari anggota kelompok tidak memahami materi maka ada yang bisa menjelaskan dan memberitahu denga baik.
2.siswa dibuat sebuah kelompok2 agar bisa saling membantu untuk memahami materi dan bisa mengerjakan tugas dengan menggunakan metode2 yang seperti bentuk permainan.
3. Ya masih, karena dalam k13 siswa dituntut dapat aktif dan kreatif serta terampil dalam sebuah pembelajaran dan dalam k13 perlu adanya model cooperative learning
4.1. guru menyampaikan indikator
2.guru memberi tugas kepada setiap individu sebagai sumber
3. Guru memberi tongkat kepada kelompok siswa secara acak
4. Sertuap kelompok menerima tongkat dan diberi pertanyaan.
5.guru memberi tambahan pemahaman materi
6. Gutu dan siswa menyimpulkan
- Menurut Saudara pembagian tugas berkelompok yang paling tepat adalah kelompok heterogen (berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, atau jenis kelamin siswa) atau kelompok homogen (sama latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, atau jenis kelamin siswa? Menurut saya, pembagian kelompok yang paling tepat adalah pembagian kelompok secara heterogen atau berbeda-beda, baik berbeda jenis kelamin, tingkat kecerdasan siswa, hingga perbedaan latar belakang. Tujuannya adalah agar pembagian kelompok menjadi rata, setiap siswa bisa saling melengkapi terhadap kekurangan dan kelebihan dalam kelompoknya, dan tidak terjadi kesenjangan antar kelompok siswa.
- Berdasarkan video tersebut, pernahkah Saudara menerapkan model cooperatif learning di kelas? Jika iya, teknik apa yang Saudara terapkan dan jelaskan! Jika belum pernah, jelaskan alasan kenapa belum pernah menerapkan model cooperative learning! Ya, pernah. Saya pernah menerapkan Teknik STAD (Student Time Achievement Division) pada siswa kelas XI SMK. Teknik STAD sama seperti pembelajaran kooperatif lainnya, bedanya terletak pada pemberian kuis indvidu untuk tiap kelompok setelah diskusi berlangsung.
- Menurut Saudara, apakah pembelajaran dengan model cooperative learning masih dapat diterapkan pada kurikulum 2013? Jelaskan pendapat Saudara! Ya, model pembelajaran Cooperative Learning masih dapat diterapkan pada K13 karena pembelajaran kooperatif dapat melatih dan membiasakan siswa untuk berpikir kritis, terlibat aktif, dan mengutarakan pendapat di depan umum. Sesuai dengan tujuan dari K13, yakni pembelajaran bersifat student center. Dalam pembelajaran yang bersifat student center, siswa harus terlibat aktif dalam pembelajaran dan guru sebagai fasilitator pembelajaran.
- Buatlah scenario pembelajaran secara ringkas menggunakan model cooperatif learning dengan teknik yang sesuai dalam pembelajaran dalam kelas Saudara! Skenario pembelajaran kooperatif dengan teknik make a match, yakni siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen, siswa mendiskusikan materi pelajaran, setiap siswa dalam kelompok diberi kartu soal dan jawaban oleh guru, siswa harus mencari masing-masing kartu soal dan jawaban yang cocok dan sesuai. Siswa yang berhasil menemukan dan mencocokkan kartu maka akan mendapat reward dari guru.

Menurut saya, dengan metode Jigsaw sangat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kerja sama dalam kelompok. Dengan demikian siswa tidak akan melakukan aktivitas yang mengganggu kegiatan pembelajaran.
Dengan kondisi kelas yang seperti ini, guru mungkin bisa melakukan tugas kelas rangkap apabila pada kondisi tertentu ada kelas lain yang kosong.

Menurut saya cara pengelompokan siswa di vidio ini, sudah lumayan bagus, hanya saja masi bnyak siswa yang masi belum aktif dalam mengerjakn tugas ny

Nama : Desi Kurniasari
Nim : 858067833
Pokjar UT Sambas
1. Menurut pendapat saya pembagian tugas berkelompok yang paling tepat adalah kelompok heterogen karena kelompok berdasarkan heterogen itu siswa berkelompok berbeda baik latar belakang siswa, tingkat kecerdasan siswa, atau jenis kelamin siswa
2. Iya pernah, saya menerapkan model cooperatif tipe STAD. Saya memilih menerapkan model cooperatif tipe STAD karena tipe STAD dapat memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain sehingga bisa meningkatkan aktivitas belajar, yang pada akhirnya hasil belajar juga akan meningkat
3. Menurut saya, pembelajaran dengan model cooperative learning masih dapat diterapkan pada kurikulum 2013, karena pada pembelajaran kurikulum 2013 siswa dituntuk untuk lebih kreatif.
4. Scenario pembelajaran model cooperatif learning dengan tipe STAD terbagi dalam beberapa fase yaitu :
Fase 1 : Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 : Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.
Fase 3 : Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar, Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 : Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 : Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
1. Pembagian kelompok yang paling tepat menurut saya adalah kelompok heterogen. Dalam kelompok tersebut setiap individu mempunya kelebihan dan kelemahan masing-masing dengan demikian setiap individu dapat saling membantu. Contohnya jika ada salah satu teman yang tidak memahami materi tertentu maka teman yang sudah paham dapat membantu menjelaskan.
2. Team Game Tournament (TGT)
Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu dalam memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah kelompok dan dipadu dengan kompetensi antaranggota dalam bentuk permainan.
3. Ya masih, karena dalam kurikulum13 siswa diharapkan dapat berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran
4. Pertama : guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kedua :